Strategi Swasembada Daging Sapi dan Kerbau dalam Rangka Pencapaian Ketahanan Pangan Indonesia

Strategi Swasembada Daging Sapi dan Kerbau dalam Rangka Pencapaian Ketahanan Pangan Indonesia

Strategi adalah suatu cara taktis dan sitematis dalam mencapai tujuantujuan dalam hal ini usaha mencapai swasembada daging. Upaya pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau diperlukan beberapa pendekatan stategis yang tepat antara pendekatan teknis, ekonomis, kelembagaan, pembiayaan dan regulasi (Kementan 2010). Dari beberapa pendekatan tersebut maka sudah sepantasnya program swasembada daging ini  dapat direalisasikan dengan baik oleh Kementerian Pertanian karena pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dan perlu adanya dukungan dari lembaga non pemerintah dan masyarakat. Pendekatan teknis mengacu kepada pendekatan strategis yang berikatan dengan teknis di usaha peternakan seperti pembibitan, budidaya, kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner dan pakan. Pendekatan ekonomis lebih mengacu kepada pembahasan strategi mengenai stok dan skala usaha ternak sehingga mampu meningkatkan kemampuan produksi daging didalam negeri. Menurut Wang, dkk (2008), peningkatan skala usaha berkontribusi lebih cepat dalam penyebaran produksi didalam negeri, produsen dengan skala besar lebih mungkin dibandingkan dengan produsen skala kecil dalam menghasilkan kualitas produksi ternak dan mempunyai saluran pemasaran yang tetap. Pada pendekatan kelembagaan lebih mengarah kepada sumber daya manusia untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dalam suatu usaha peternakan yang dilakukannya. Pendekatan pembiayaan dengan melakukan pendekatan yang mengutamakan biaya dalam penyediaan pembibitan dan kesehatan ternak.  Pendekatan terakhir yaitu pendekatan regulasi antara pemerintah pusat dan daerah diharapkan akan mampu berkontribusi didalam pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau ini. Dengan adanya regulasi berupa undang-undang pelarangan penyembelihan dapat berkontribusi untuk pemanfaatan meningkatkan produktivitas ternak sehingga dengan produktivitas yang tinggi dapat mendorong pemerintah untuk mencapai swasembada daging sapi dan kerbau ( Tisdell 2000).

Selain dari pendekatan strategi, untuk mencapai program swasembada daging sapi dan kerbau juga diperlukan strategi dasar. Strategi dasar adalah strategi kebutuhan yang harus diutamakan sebelum mencapai swasembada dan pembangunan peternakanan dalam kerangka pengembangan ternak lokal untuk mencapai ketahanan pangan, peningkatan produksi, dan kesejahteraan petani. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam strategi dasar dalam pengembangan peternakan yang lebih dikenal dengan segitiga peternakan: sumberdaya bibit komoditas dan produk ternak, strategi pakan dan terakhir pengendalian penyakit (Yusdja 2006).

Strategi dasar pertama bagaimana memposisikan ternak sesuai dengan pemanfaatan dan pengembangannya yaitu sebagai sumberdaya bibit, sebagai komoditas dan sebagai penghasil produk. Ternak sebagai sumberdaya bibit merupakan sumberdaya yang dapat hilang yang tidak dapat digantikan tetapi dapat dikembangkan dengan cara dirawat supaya dapat menghasilkan keturunan dan berproduksi supaya pemanfaatan dari ternak dapat berkelanjutan. Ternak sebagai komoditas adalah sekelompok ternak yang dihasilkan dari turunan yang memiliki sumberdaya yang telah terpilih melalui suatu jalur perkawinan atau seleksi genetis berdasarkan ciri-ciri yang dapat diunggulkan. Sedangkan ternak sebagai penghasil produk adalah sekolompok ternak yang berfungsi menghasilkan produk-produk peternakan seperti daging, susu, dan telur. Tilman (2013) mengatakan bahwa ternak sebagai hewan penting sebagai sarana tabungan asset yang dapat dikonversi menjadi uang tunai ketika kebutuhan keluarga muncul yang dapat dimobilisasi untuk memenuhi pengeluaran yang tak terduga.

Strategi dasar kedua bagaimana memenuhi kebutuhan ternak sebagai makhluk hidup yaitu strategi pakan. Kebutuhan dasar ternak yang paling utama adalah pakan dan air. Penyediaan pakan yang cukup merupakan titik awal bagi industry untuk tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Pemerintah harus menjamin ketersediaan pakan dalam bentuk investasi public sebagaimana pemerintah menjamin ketersediaan pupuk dalam usaha pertanian karena kebijakan investasi public dalam usaha penyediaan pakan ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan peternakan secara nyata.

Strategi dasar yang ketiga adalah pengendalian penyakit. Penyakit pada ternak merupakan ancaman bagi kehidupan ternak sebagai makhluk hidup tetapi juga menjadi ancaman bagi kehidupan manusia yang berdampingan hidup dengan ternak dan yang mengkonsumsi hasil ternak. Pengendalian penyakit haruslah diperhatikan dalam industry peternakan sapi potong. Dalam pelaksanaannya sebagaimana besar peternak tidak mempunyai pengetahuan dan modal dalam mengendalikan penyakit ternak. Kewajiban dalam pengendalian penyakit menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya, selain itu pemerintah juga dapat mengajak masyarakat untuk berpatisipasi sesuai dengan misi pembangunan peternakan menuju program swasembada daging sapi nasional. Usaha pengendalian penyakit dapat menjadi investasi public dimana pemerintah menggerakan masyarakat dalam kegiatan pengendalian, penelitian dan percobaan, memproduksi vaksin dan obat-obatan serta melakukan pengawasan dan pencegahan penyakit dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Pemerintah juga dapat mengajak partisipasi masyarakat untuk melakukan penyuluhan dan biosecurity dilingkup peternakannya sendiri.