Arah Pembangunan Peternakan Indonesia dalam Pencapaian Ketahanan Pangan Indonesia

Arah Pembangunan Peternakan Indonesia dalam Pencapaian Ketahanan Pangan Indonesia.

Konsep pembangunan peternakan dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional dapat dilakukan dengan cara pengembangan kawasan agribisnis berbasis peternakan, yang diartikan sebagai suatu proses pembangunan dalam suatu besaran/ satuan wilayah tertentu dengan menerapkan pendekatan kelompok dengan komoditas unggulan yang dikelola secara agribisnis berkelanjutan yang berakses ke industry peternakan hulu sampai hilir (Taufiq 2008).

Tujuan dari pembangunan pertanian adalah pencapaian ketahanan pangan, pengembangan agribisnis dan peningkatan kesejahteraan petani. Pengembangan agribisnis bertujuan untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah secara efisien sehingga mempunyai daya saing tinggi. Pembangunan peternakan dengan konsep pengembangan agribisnis berbasis peternakan mengarahkan usaha ternak pada kondisi yang mempunyai peluang kepada peningkatan keuntungan dan daya saing, sebagai hasil dari kemudahan penyelenggaraan berbagai kegiatan yang berpengaruh penting terhadap usaha ternak. Pemerintah berpeluang untuk meningkatkan pelayanan teknis, penyediaan fasilitas secara efektif dan efisien, sehingga dapat menekan biaya transportasi agar terwujudnya keterkaitan agrbisnis hulu-hilir serta  mempermudahkan pelaksanaan koordinasi dan pembinaan serta terwujudnya pola kemitraan peternak dengan pengusaha yang pada akhirnya peternak akan lebih intensif dalam pemeliharaan ternak dengan cepat menjadi mandiri dengan skala usaha ekonomis (Heatubun 2011).

Kemandirian dalam pencapaian ketahanan pangan diperlihatkan oleh pengembangan agribisnis yang kuat dan berkelanjutan. Pembangunan peternakan dalam dua dekade terakhir telah mencatat beberapa keberhasilan antara lain dalam pengembangan industry agribisnis unggas, pengembangan industry feedlot sapi potong dan sapi perah rakyat. Namun ketiga industry ini menggunakan bibit impor sehingga rentan terhadap perubahan ekonomi global (Yusdja 2006). Untuk mencapai tujuan pembangunan peternakan perlu dirumuskan strategi dan kebijakan dalam usaha memperkuat agribisnis peternakan lokal dan bagaimana meraih peluang-peluang baik didalam negeri maupun diluar negeri.
Pembangunan peternakan harus dilakukan dengan pola pembangunan yang berkelanjutan diartikan sebagai upaya pengelolaan dan konservasi sumberdaya peternakan melalui orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan sedemikian rupa sehingga menjamin tercapainya kebutuhan yang diperlukan secara berkesinambungan dari waktu ke waktu. Pembangunan peternakan yang berwawasan lingkungan mempunyai implikasi kepada terpeliharanya kapasitas produksi sumber daya alam, mengurangi dampak pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan hidup, dapat menghasilkan produk yang berkualitas serta higienis, dapat menyediakan lapangan kerja dan pendapatan yang memadai bagi peternak.


Pembangunan peternakan berbasis agribisnis dapat meningkatkan nilai tambah manfaat dan daya saing produk peternakan untuk mencapai swasembada pangan. Pengembangan agribisnis mencakup pengembangan usaha rakyat, skala menengah dan skala besar. Pengembangan agribisnis usaha rakyat yang dimaksudkan adalah memperlakukan suatu wilayah geografis tertentu sebagai kawasan usaha rakyat dengan menintegrasikan berbagai agribisnis dalam wilayah dan masing-masing agribisnis akan mengembangkan ke empat subsistem untuk mengelola input dan output agribisnis secara keseluruhan sehingga tercapai peningkatan efisiensi, manfaat dan nilai tambah. Pada pengembangan agribisnis skala menengah akan menciptakan landasan perekonomian peternakan yang jauh lebih kuat dan stabil jika dibandingkan peternakan tetap bertahan dengan landasan peternakan rakyat. Strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan skala menengah adalah pendekatan agribisnis ternak dengan tujuan mengintegrasikan subsistem agribisnis secara vertical dan secara tidak langsung melalui suatu koordinasi. Lain hal dengan pengembangan agribisnis dengan skala besar, pemerintah tidak bisa banyak berperan dalam agribisnis ini kecuali memberikan layanan dan peraturan yang tidak menghambat pertumbuhan sektor ini dengan pendekatan mengintegrasikan  subsistem agribisnis secara vertical dan langsung.