Strategi dan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Pertanian Berbasis Agribisnis Peternakan Indonesia

Strategi dan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Pertanian Berbasis Agribisnis Peternakan Indonesia

Strategi adalah suatu cara taktis dan sistematis mencapai tujuan-tujuan usaha dalam hal ini usaha membangun peternakan. Untuk sub sektor peternakan, strategi umum perlu dijelaskan lebih rinci dan teknis untuk menjaga rencana kebijakan pembangunan peternakan tetap pada koridor rencana pembangunan pertanian dan rencana pembangunan nasional. Posisi agribisnis rakyat berada pada posisi survival yang berarti bahwa agribisnis ternak rakyat dekat dengan keberakhiran bisnis karena tidak mampu mengatasi kelemahan yang relatif tinggi. Pada sisi lain, pemerintah mempunyai posisi relatif sangat baik dalam posisi pertumbuhan. Atas dasar tersebut, dapat dinyatakan bahwa pemerintah merupakan pihak yang saat ini dapat menyelamatkan agribisnis peternakan rakyat dengan kekuatan dan peluang yang dimiliki pemerintah. Peran pemerintah adalah bagaimana cara mengangkat agribisnis rakyat dari kelemahan-kelamahan yang dimiliki rakyat menjadi kuat sehingga mempunyai daya saing yang tinggi sehingga menuju kearah pertumbuhan. Untuk melaksanakan peran tersebut, maka pemerintah perlu beberapa strategi dan kebijakan untuk menyokong perannya dalam agribisnis peternakan rakyat, diantaranya:
1. Strategi Dasar

Merupakan strategi kebutuhan yang harus diutamakan sebelum pembangunan peternakan dilaksanakan. Strategi ini bertujuan untuk mencapai ketahanan pangan, peningkatan produksi, kesejahteraan petani. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam strategi dasar yaitu:

a.   Sumberdaya, komoditas dan produk ternak
Strategi dasar utama adalah memposisikan ternak sesuai dengan fungsi pemanfaatan dan pengembangannya. Posisi ternak dalam budidaya terdiri atas tiga manfaat utama yakni ternak sebagai sumberdaya, ternak sebagai komoditas dan ternak sebagai penghasil produk.
Ternak sebagai sumberdaya dapat diibaratkan setara dengan suberdaya alam. Sumberdaya ternak dapat hilang, tidak bisa diganti tetapi dapat dikembangkan. Oleh karena itu sumberdaya ternak harus dirawat supaya dapat terus menerus memberikan keturunan dan berproduksi.
Ternak sebagai komoditas, adalah sekolompok ternak yang dihasilkan dari turunan ternak yang telah dipilih melalui suatu jalur perkawinan tertentu berdasarkan ciri-ciri genetic yang diunggulkan. Ternak komoditas berfungsi sebagai menghasilkan bakalan unggul.
Ternak sebagai penghasil produk adalah kelompok ternak yang berfungsi menghasilkan daging, susu, telur secara efisien. Strategi pengembangan peternakan dengan memposisikan ternak dalam tiga jalur tersebut akan lebih memudahkan menetapkan program dan sasaran sekaligus akan memudahkan dalam monitoring dan evaluasi suatu program.

b.      Memenuhi kebutuhan dasar.
Apapun bentuk peternakan masa depan yang diinginkan, maka satu hal yang harus dilakukan adalah membuhi kebutuhan dasar ternak sebagai makhluk hidup. Kebutuhan dasar ternak adalah pakan dan air. Penyediaan pakan yang cukup tinggi merupakan awal bagi industry untuk tumbuh dan berkembang dengan sendirinya tampa campur tangan pemerintah. Memenuhi kebutuhan dasar usaha peternakan rakyat yang terdiri atas 50-90  persen dari total populasi pada umumnya memiliki manajemen dan teknologi yang relatif rendah, sehingga harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengajak masyarakat peternak untuk berpatisipasi.

c.       Pengendalian penyakit.
Penyakit ternak selain merupakan ancaman bagi kehidupan ternak sebagai makhluk tetapi juga menjadi ancaman bagi manusia yang hidup berdampingan dengan ternak dan yang mengkonsumsi hasil ternak. Pengendalian penyakit menuntut pengetahuan dan penguasaan teknologi tinggi dan kemampuan untuk menanganinya dilapangan. Usaha-usaha pengendalian penyakit merupakan investasi public dimana pemerintah harus menggerakkan kegiatan-kegiatan penelitian dan percobaan, memproduksi vaksin dan obat-obatan dan melakukan pengawasan dan pencegahan penyakit menular dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

2.      Strategi Pengembangan Agribisnis
Pengembangan agribisnis bertujuan untuk meningkatkan nilai manfaat, nilai tambah dan daya saing produk peternakan untuk mencapai kemandirian. Pengembangan agribisnis mencakup pengembangan usaha rakyat, skala menengah dan skala besar. Tiga tipe pendekatan agribisnis yang akan dilakukan sebagai strategi pengembangan peternakan sesuai dengan srtuktur usaha sesuai dengan struktur usaha sebagai berikut:

a.       Pengembangan Agribisnis Usaha Rakyat.
Usaha rakyat merupakan fondasi peternak di Indonesia untuk semua jenis ternak, karena mempunyai peran besar dalam ketahanan pangan dan kesejahteraan peternak. Sesuai dengan bentuk, system produksi dan kelemahan-kelemahannya maka strategi pengembangan agribisnis usaha rakyat dilakukan dengan pendekatan agribisnis wilayah. Pendekatan agribisnis wilayah dimaksudkan adalah memberlakukan suatu wilayah geografis tertentu sebagai kawasan usaha rakyat. Fungsi pemerintah adalah mengelola semua agribisnis yang ada dalam wilayah itu dengan terpadu. Dengan mengintegrasikan berbagai agribisnis dalam wilayah dan masing-masing agribisnis akan mengembangkan pula ke empat subsistem agribisnis baik horizontal maupun vertical. Pendekatan ini adalah dalam usaha mengelola input dan output agribisnis secara keseluruhan, sehingga tercapai peningkatan efisiensi, manfaat dan nilai tambah.

b.      Pengembangan agribisnis skala menengah.
Pembangunan skala menengah akan menciptakan landasan perekonomian peternakan yang jauh lebih kuat dan stabil dibandingkan jika peternakan tetap bertahan dengan landasan peternakan rakyat. Pengembangan agribisnis skala menengah ditujukan pada peternak yang sudah ada pada saat ini. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mendata usaha peternakan skala menengah sehingga diketahui jumlah dan sebarannya. Langkah selanjutnya membangun strategi pembinaan skala menengah sehingga  menjadi kekuatan baru dalam pembangunan peternakan.

c.       Pengembangan agribisnis skala besar
Agribisnis peternakan skala besar adalah usaha-usaha mandiri, membutuhkan modal besar serta manajemen dan teknologi maju. Pemerintah tidak bisa banyak berperan dalam agribisnis kecuali memberikan pelayanan dan peraturan-peraturan yang tidak menghambat pertumbuhan sektor ini. Pendekatan agribisnis yang dilakukan adalah mengintegrasikan subsistem agribisnis secara vertical dan langsung.

3.      Strategi mencapai ketahanan pangan
Ketahan pangan merupakan konsekuensi dari strategi dan kebijakan pembangunan yang sejak mula diarahkan kesana. Strategi dan kebijakan pembangunan agribisnis peternakan mempunyai sasaran ketahanan pangan khususnya peningkatan produksi hasil ternak. Berdasarkan kondisi pengamanan produk ternak yang ada pada saat ini dan kondisi fassilitas pendukung maka strategi dan kebijakan perlu dilakukan adalah: (a) meningkatkan kemampuan SDM dan fasilitas laboratorium pada instansi-instansi terkait, (b) membudayakan jaringan kerja pengendalian keamanan pangan asal ternak, (c) melakukan sosialisasi pada masyarakat luas tentang mutu produk ternak dan hasil pengujian mutu produk ternak yang diperdagangkan dipasar dan (d) memperketat pengawasan program ASUH pada RPH/RPA dan pengelolaan makanan asal ternak.

4.      Kebijakan pembangunan peternakan
Adapun beberapa macam kebijakan dalam pembangunan agribisnis peternakan yang dilakukan pemerintah antara lain:
a.       Sumberdaya Manusia
Untuk meningkatkan kemampuan SDM khususnya masyarakat peternak dapat melalui training-training pendek yang tidak membutuhkan biaya besar. Merekrut aparat yang professional adalah syarat penting dalam langkah meningkatkan sumberdaya manusia.

b.      Pendekatan lokasi spesifik untuk ternak spesifik
Kebijakan pembagunan peternakan difokuskan pada lokasi spesifik untuk ternak spesifik. Lokasi spesifik ditentukan oleh kearifan lokal, kepadatan ternak dan dukungan sumberdaya alam. Ternak spesifik ditentukan oleh jenis ternak unggulan tingkat nasional maupun daerah. Strategi sangat bermanfaat karena kemampuan dana pemerintah terbatas, ternak menyebar luas, kemampuan aparat terbatas dan kearifan lokal yang berbeda-beda. Manfaat strategi dengan pendekatan ini adalah dampak program dan permasalahan lebih mudah terlihat sehingga rumusan program berikutnya untuk lokasi yang lebih luas akan lebih efektif.

c.       Memperhatikan struktur dan system produksi ternak.
Struktur produksi menyangkut apakah usaha rakyat tradisional, usaha maju, usaha skala menengah dan bagaimana porsi dari masing-masing usaha tersebut. Sementara system produksi adalah bagaimana budidaya ternak dilakukan apakah system pengembalaan.

d.      Membina kerjasama investasi dan pembiayaan saling menguntungkan
Pemerintah selain memiliki dana yang terbatas, juga memiliki perhatian yang cukup rendah terhadap sub sektor peternakan. Selain berupaya mengangkat permasalahan peternakan ke bidang politik tetapi juga perlu dicari upaya-upaya kerjasama khususnya investasi dan pembiayaan dalam peningkatan nilai tambah dan manfaat ternak lokal. Pendekatan strategis mungkin dapat dilakukan adalah kerja sama dengan peternak rakyat.