penilaian OECD bahwa kebijakan pertanian kita ”salah
arah”?
Saya setuju dengan penilaian OECD yang menyatakan bahwa
kebijakan ketahanan pangan Indonesia salah arah. Sesuai dengan pendapat Ken
Ash, Direktur Perdagangan dan Pertanian OECD bahwa Indonesia seharusnya
diversifikasi produksi padi dengan komoditas lain yang bernilai tinggi seperti
tanaman buah, sayuran dan tanaman perkebunan. Indonesia dalam pencapaian
swasembada membutuhkan dana yang besar seperti subsidi pupuk, perlindungan
pasar impor dan ekspor, padahal komoditas yang dikembangkan untuk mencapai
swasembada justru tidak mempunyai nilai jual dan daya saing yang tinggi.
Kenyataan dilapangan memperlihatkan kondisi lahan
pertanian yang semakin menyempit, dan jumlah petani indonesia yang kini banyak
berubah menjadi buruh tani maupun berobah profesi menjadi pekerja diluar sektor
pertanian. Pemerintah sejatinya perlu mempertimbangkan dinamika politik
anggaran negara yang tidak lagi berorientasi pada upaya mempertahankan
swasembada pangan.
Krisis pangan global yang merupakan gabungan dari krisis
pangan dari sejumlah negara bermuara pada situasi negara ”tidak berdaulat atas
pangan”. Padahal kedaulatan pangan merupakan hak setiap bangsa/masyarakat untuk
menetapkan pangan bagi dirinya sendiri
dan hak untuk menetapkan sistem pertanian, peternakan, dan perikanan
tanpa menjadikan subjek kekuatan pasar internasional.