Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat dalam Perencanaan Pembangunan Pertanian
Berbasis Peternakan Indonesia.
Dalam melakukan sebuah perencanaan
dibutuhkan beberapa faktor pendukung pelaksanaan agar dapat berjalan dengan
lancar, namun juga terdapat faktor hambatan didalam pelaksanaannya, berikut ini
dijelaskan faktor-faktor pendukung dan penghambat dan perencanaan pembangunan
agribisnis peternakan:
1.
Faktor Pendukung
Kondisi
sumberdaya alam Indonesia mendukung dalam hal teknis pelaksanaan dilapangan.
Sebagai Negara yang kaya akan potensi pertanian dan peternakan pengembangan
agribisnis peternakan mempunyai nilai ekonomis, banyaknya sumberdaya lahan yang
mendukung ketersediaan pakan. Serta didukung oleh kearifan lokal yang akrab
dengan dunia peternakan. Hal ini memberikan kemudahan dalam hal penyampaian
informasi teknologi budidaya agribisnis peternakan. Hal-hal teknis yang
disampaikan melalui penyuluhan lebih mudah dipahami oleh peternak, bahkan bisa
jadi peternak dapat berinovasi terhadap informasi yang diberikan.
Keberadaan
perguruan tinggi yang hampir ada diberbagai wilayah di Indonesia, membuka
kerjasama untuk perencanaan dan pendampingan teknologi peternakan. Sedangkan
adanya regulasi pemerintah yang mengarah pada program swasembada daging sapi
dan kerbau 2014 menjadi motivasi dan dasar perencanaan pengembangan agribisnis
peternakan Indonesia.
2.
Faktor Penghambat
Faktor kendala
terkait penurunan hasil produksi dikaitkan dengan sumberdaya petani meliputi
pola pikir petani mengenai kurangnya pemahaman yang benar mengenai konsep dasar
dan penerapan teknologi peternakan serta perilaku yang lebih mengedepankan segi
ekonomis. Menurut Tandisau dan Herniwati (2009), bahwa sikap petani selama ini
dininabobokan oleh cara pertanian yang relatif serba cepat dan mudah sehingga menjadi
tantangan sendiri untuk dapat merubah kembali menjadi petani yang tekun, sabar
dan bekerja keras. Perencanaan pembangunan harus sudah memperhitungkan
masalah-masalah seperti pendanaan mulai dari jumlah yang dibutuhkan, sumber
pendanaan, dan bagaimana system pengelolaannya. Hal ini sangat penting untuk
melihat efisiensi dan efektivitas perencanaan pembangunan agribisnis
peternakan.