Jejak di Sungai Pagu: Sebuah Cerita di Hari Bhakti Pendamping Desa



Pagi itu, 7 Oktober, matahari muncul malu-malu di balik bukit barisan. Kabut tipis masih bergelayut di atas hamparan sawah Sungai Pagu, seolah ikut menyambut Hari Bhakti Pendamping Desa. Di salah satu jorong, suara ayam bersahut-sahutan dengan tawa anak-anak yang berangkat sekolah. Hari terasa biasa, tapi bagi kami, para pendamping desa, hari ini punya makna yang berbeda.


Seperti biasa, saya memulai pagi dengan meninjau kegiatan BUMNag di Nagari Pulakek Koto Baru. Di sana, beberapa pemuda sedang mencoba mengelola usaha kecil hasil pelatihan minggu lalu. “Pak, untungnya mulai terasa sedikit,” kata salah satu dari mereka sambil tersenyum bangga. Kalimat sederhana itu sudah cukup membuat saya merasa, perjuangan ini tidak sia-sia.


Menjadi pendamping desa di Sungai Pagu bukan hanya soal laporan dan data. Lebih dari itu, ini tentang hadir di tengah masyarakat — mendengarkan, memahami, dan ikut mencari solusi. Tentang menyalakan semangat warga agar percaya bahwa kemajuan bisa dimulai dari langkah kecil di kampung sendiri.


Saya masih ingat, ketika pertama kali turun ke lapangan, banyak yang belum begitu mengenal peran pendamping. Ada yang ragu, ada yang skeptis. Tapi sedikit demi sedikit, melalui gotong royong, musyawarah, dan keberhasilan kecil di setiap nagari, kepercayaan itu tumbuh. Kini, warga tidak lagi menunggu bantuan dari luar, mereka sudah mulai bergerak bersama.


Hari Bhakti Pendamping Desa bukan sekadar peringatan di kalender. Ia adalah pengingat bahwa di balik setiap jalan rabat, posyandu, kelompok tani, dan koperasi desa, ada kerja panjang penuh kesabaran dan keikhlasan. Di balik setiap perubahan, ada senyum pendamping yang tak selalu terlihat di berita, tapi nyata terasa di kehidupan warga.


Bagi kami di Sungai Pagu, mengabdi bukan tentang pamrih. Ini tentang cinta pada desa, pada tanah tempat kita berpijak. Karena kami percaya, setiap langkah kecil di desa adalah jejak besar bagi kemajuan bangsa.


Selamat Hari Bhakti Pendamping Desa – 7 Oktober.

Dari Sungai Pagu, kami terus menyalakan semangat perubahan.

Mengabdi tanpa pamrih, berbakti untuk negeri. 🇮🇩


Post a Comment

0 Comments